Syiar Bangun masjid pertama di pelosok Papua Barat
Diantara indahnya bentangan alam papua ternyata masih ada 200 warga muslim yang sholat di tempat ibadah yang terbuat dari daun kelapa dan terpal tipis.
Masjid ini menjadi tempat ibadah satu-satunya bagi warga muslim desa Warafor, distrik Moraid, kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Mereka membuat masjid darurat ini karena untuk menuju masjid besar harus di lalui 3-5 km dengan berjalan kaki melewati hutan, terlebih saat itu bulan Ramadan.
Pilu rasanya melihat kondisi masjid darurat ini, warga berswadaya mengambil daun kelapa, kayu dan akar tali di hutan serta kumpul uang membeli terpal untuk membangun masjid darurat ini.
Masjid daun kelapa ini berdiri di atas tanah wakaf 20x20m yang di berikan oleh keluarga pak malik.
“Masjid ini setiap bulannya kita perbaiki, karena terkena panas dan hujan. Dan terpal baru di pasang karena saat ini sering hujan, agar pada saat sholat masih bisa menahan air hujan ringan bukan badai” -Ustadz Abu Musa (Imam Desa Warafor)
Warga yang mayoritas adalah petani jagung, pisang dan buruh harian sisihkan upahnya. Dari 30 ribu, disisihkan 15 ribu untuk pembangunan masjid!
#Temanberbagi saudara kita ini hanya mampu membangun masjid darurat dari daun kelapa, dan saatnya giliran kita bangun masjid dari 200 impian warga warafor untuk milikii masjid yang layak dan nyaman.
*)Program ini akan disalurkan tidak hanya untuk bangun Masijd di Kampung Warafor, Kab. Tambrau Papua Barat, tapi juga akan disalurkan untuk ikhtiar pembanguan di Lokasi Masjid yang ada di Pedalaman Papua lainnya.