Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, Ayah dan Bunda
“Perkanalkan namaku Rindi, iya ini Aku Rindi dengan segala kondisi yang Ayah & Bunda Abang Kakak bisa lihat kondisi Rindi seperti apa?. Jika bisa memilih memang siapa yang ingin terlahir dengan kondisi seperti ini, meski dari sejak lahir Ayahku sudah tidak mau menerima kondisiku yang terlahir tanpa bola mata”.
“Orang Tua manapun akan sulit untuk berdamai dengan kondisi ini, namun Alhamdulillah Ibuku kuat menghadapi situasi ini meski rasanya telah kering air matanya. Terimakasih Ibuuu.”
“Aku sekarang duduk di kelas 6 SD bersama teman-temanku yang sama-sama memiliki keberkahan khusus, dan Aku kini tinggal di Rumah Quran Difable bersama Kakak-kakak dari Muslim Seasia.”
“Hal ini terpaksa dan terbaik untuk dijalani, karena Ibuku terpaksa harus merantau bekerja ke Negeri sebrang untuk bisa menghidupi Aku beserta Nenekku di Kampung.”
“Ucapan Terimakasih ingin Rindi haturkan kepada Ayah & Bunda Abang Kakak di luar sana yang sampai saat ini selalu membantu dan peduli kepada Rindi beserta teman-teman Rindi yang memiliki Nasib yang sama”
“Terimakasih Ayah & Bunda Onlineku, jasamu Abadi, semoga Allah SWT melimpahkan pahala dan rezeki kepada Ayah & Bunda. Aammin Ya Rabbal’alamin”
Peluk Erat,
Rindi Aprilliani Hapsah
Kami telah menididik 27 orang anak di Rumah Quran Difable yang terdiri dari Tunanetra, Tunarungu, hingga disabilitas ganda. Kondisi Rindi dengan mayoritas Anak-anak disana nyaris hampir sama semuanya, kondisi dicampakan & ditinggal oleh orang tua, hingga sang Ibu harus berjuang sendirian menghidupi keluarga Mereka.
di Program ini kami ingin mengajak Sahabat Muslim Seasia untuk bisa turun Berperan menjadi Orang Tua asuh bagi ke 27 anak-anak para Penghafal Qur’an di Rumah Quran Difable by: Muslim Seasia.
Donasi yang diberikan akan dialokasikan untuk:
1. Bantuan Biaya Operasional Rumah Qur’an
2. Ongkos & Uang Saku Anak di Sekolah Luar Biasa
3. Apresiasi Semesteran seperti Berenang dan Tadabur Alam.
Ayah & Bunda akan mendapatkan Rapor Semesteran, Surat Cinta dari Anak Asuh, hingga Video Call atau tatap muka langsung beseta Anak-anak Asuh pun sangat memungkinkan.
Sabda Rasulullah ﷺ :
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)
Oleh karena itu, Mari kita bersama sama menjadi Orang Tua Asuh Online bagi anak-anak Tunanetra dan Disabilitas lainnya dengan cara ikut berpartisipasi dalam Campaign “Jadi Orang Tua Asuh Online Anak-Anak Tunanetra Prasejahtera.”
Bagi para santri Tunanetra yang tidak bisa melihat atau buta, Rumah Quran Braille lebih dari sekadar tempat belajar. Di tengah keterbatasan fasilitas pendidikan agama inklusif, di mana Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) belum menyediakan pelajaran Qur'an Braille dan di TPA/TPQ umum anak-anak ini seringkali merasa terpinggirkan ada rasa minder karena kekurangan yang mereka miliki.
Rumah Qur'an Braille adalah jawaban atas doa mereka. Di sinilah mereka menemukan rumah, tempat di mana mereka bisa belajar membaca dan menghafal Al-Qur'an dengan metode braille, mendalami ilmu agama, dan yang terpenting, merasakan kebersamaan dengan teman-teman senasib seperjuangan di bawah bimbingan guru-guru yang ahli di bidangnya.
Dan Masya Allah, Tabarakallah, keajaiban itu datang melalui tangan-tangan dermawan para #SahabatMuslim.
Perjuangan ini belum usai. Membuka kembali pintu Rumah Quran Braille Purwakarta adalah langkah awal, dan untuk menjaganya agar tetap terang dan menjadi sumber cahaya bagi para penghafal Qur'an tunanetra, kami masih sangat membutuhkan bantuan dari #SahabatMuslim.
Setiap tetes cat yang menempel dan setiap sudut yang kami bersihkan bukan sekadar pekerjaan fisik. Ini adalah wujud ikhtiar kami untuk menyambut kembali tawa dan lantunan ayat suci dari anak-anak istimewa yang memiliki keberkahan khusus. Kami membayangkan wajah-wajah bahagia mereka saat pertama kali melangkah masuk, merasakan suasana baru yang hangat, dan menyentuh fasilitas belajar yang telah kami siapkan dengan penuh cinta.
Perjuangan ini belum berakhir. Rumahnya mungkin sudah ada, namun untuk menghidupkannya, kami masih membutuhkan dukungan dari Sahabat Muslim. Proses persiapan ini adalah langkah awal. Selanjutnya, kita perlu memastikan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berkelanjutan untuk dapat melahirkan para Anak-anak Tunanetra yang tidak Buta Terhadap Al-Qur'an dan Bisa menjadi anak yang Hafizh Quran serta berprestasi.
