"Krisis Kemanusiaan yang Terlupakan: Saat Dunia Berduka untuk Gaza, Sudan Juga Memanggil!"
Hati kita teriris melihat penderitaan saudara kita di Gaza, Palestina. Saat perhatian global tertuju ke sana, kita tidak boleh membiarkan tragedi lain terjadi dalam senyap. Sudan, negara di mana konflik berkepanjangan tiba-tiba meledak menjadi krisis kemanusiaan terparah di dunia saat ini, kini berada di ambang bencana kemanusiaan total.

Konflik kemanusiaan berskala besar di Sudan, yang berlarut sejak 2023, hingga pada 2025 memasuki fase yang sangat mengkhawatirkan: gelombang pengungsian besar-besaran, peningkatan pembunuhan dan laporan eksekusi terhadap warga sipil, serta kehancuran infrastruktur dasar. Kita harus bergerak saat ini, karena setiap hari nyawa sipil terus terancam.
Lebih dari 11 juta orang telah terpaksa meninggalkan rumah mereka. Sekitar 7,7 juta di antaranya menjadi pengungsi internal, sementara lebih dari 7 juta lainnya menyeberang ke negara-negara tetangga seperti Chad, Sudan Selatan, Uganda, Libya, Ethiopia, dan Mesir.
Banyak dari mereka berjalan berhari-hari tanpa makanan, air, atau perlindungan, hanya untuk mencari tempat aman bagi anak-anak mereka.
Laporan kemanusiaan menyebutkan, puluhan ribu warga sipil tewas, dan ribuan lainnya menjadi korban kekerasan, penyiksaan, hingga eksekusi di lapangan.


Sebelum konflik masyarakat Sudan juga sudah dalam krisis pangan dan kekeringan sehingga banyak anak-anak yang mengalami malnutrisi, kekurangan gizi dan berbagai penyakit lainnya sehingga konflik perang ini memperparah keadaan yang ada sehingga di kamp-kamp pengungsian, mereka bertahan hanya dengan selembar terpal dan seteguk air.
Air bersih, makanan bergizi, obat-obatan & Tempat Pengungsian Terpusat kini menjadi kebutuhan paling mendesak. Tanpa bantuan segera, jutaan jiwa terancam kelaparan dan penyakit menular.

Di tengah situasi yang penuh keputusasaan ini, Hands dan Muslim Seasia Foundation berkomitmen untuk terus hadir mendampingi saudara-saudara kita di Afrika.


🤲 Mari bersama, jadilah bagian dari tangan yang menyelamatkan.
Karena dengan satu niat tulus, kita bisa menyalakan kembali harapan di tanah yang hampir kehilangan segalanya.